Mengenal Perbedaan AC Charging & DC Charging untuk Kendaraan Listrik di Indonesia


Kendaraan listrik di Indonesia kini makin banyak ditemui; dari sepeda listrik yang telah lebih dahulu hadir, hingga kendaraan umum seperti motor listrik pengantar makanan atau bus listrik. Secara individual, pemilik mobil listrik juga makin meningkat.
Maka, inilah saat yang tepat bagi kita untuk mengenal terlebih dahulu, “jantung” di balik setiap kendaraan listrik, yakni pengisian daya yang bersifat AC (Alternating Current) dan DC (Direct Current). Dua macam ‘bahan bakar’ inilah yang biasa digunakan sebagai baterai listrik mobil.
AC merujuk pada arus bolak-balik dan DC pada arus searah. Namun, baterai yang ada di kendaraaan listrik umumnya hanya dapat menyimpan daya sebagai DC. Itulah sebabnya sebagian besar perangkat elektronik memiliki konverter yang terpasang di dalam colokannya. Anda mungkin tidak menyadarinya, tetapi setiap kali Anda mengisi daya perangkat (seperti ponsel Anda), colokannya sebenarnya mengubah daya AC menjadi DC.
Pengisian AC untuk kendaraan listrik
Bicara dalam konteks kendaraan listrik, konverter dirakit di dalam mobil. Metode ini mengubah daya dari AC ke DC dan kemudian memasukkannya ke baterai mobil. Ini adalah metode pengisian paling umum untuk kendaraan listrik saat ini dan sebagian besar pengisi daya menggunakan daya AC.
Pengisian DC untuk kendaraan listrik
Seperti yang telah kita bahas, daya dari jaringan selalu AC. Perbedaan antara pengisian AC dan pengisian DC adalah lokasi di mana daya AC dikonversi; di dalam atau di luar mobil. Tidak seperti pengisi daya AC, pengisi daya DC memiliki konverter di dalam pengisi daya itu sendiri. Metode ini dapat memberi daya langsung ke baterai mobil dan tidak memerlukan pengisi daya onboard untuk mengubahnya. Pengisi daya DC lebih besar, lebih cepat, dan terobosan menarik dalam hal EV.
Karena industri mengenal dua jenis arus (AC dan DC), ada juga dua strategi saat mengisi daya kendaraan listrik.
Kita bisa menggunakan stasiun pengisian daya AC di mana pengisi daya yang terpasang bisa melakukan konversi. Opsi ini lebih lambat, tetapi lebih murah. Pengisi daya AC memiliki output hingga 22 kW.
Kemudian untuk stasiun DC, pengisian memang lebih mahal, tetapi hanya berlangsung dalam beberapa menit. Biasanya, output mereka adalah 50 kW, tetapi diharapkan akan meningkat di masa depan. Kekuatan pengisi daya cepat bisa mencapai 150 kW, cocok untuk perjalanan yang lebih jauh.
Ada banyak perkembangan menarik seputar perkembangan kendaraan listrik di Indonesia. Percayakan baterai kendaraan listrik pilihan Anda kepada NPS Power, salah satu solusi bisnis baru PT NPS Pemuda Berdikarisma yang berfokus pada penyedia Solusi EV Charger di indonesia dengan sistem pengisian daya kendaraan listrik dan manajemen energi canggih yang terintegrasi.
Kami merupakan Distributor EV Charging Wallbox di Indonesia, sebagai salah satu principle yang mendedikasikan untuk mengubah cara dunia menggunakan energi. Wallbox melampaui pengisian kendaraan listrik yang diharapkan untuk memberi pengguna kekuatan untuk mengontrol konsumsi mereka, menghemat uang, dan hidup lebih berkelanjutan.